Ketika mereka sudah sampai di Madinah, matahari mulai terbenam, dan setelah tiba di mesjid mereka bersiap untuk melaksanakan shalat maghrib dengan di imami langsung oleh Rasulullah saw. Kemudian Rasulullah saw pulang dan beristirahat dan beliau tidur terlelap hingga tidak mendengar lantunan adzan yang dilakukan oleh Bilal. Saat terbangun dari tidurnya maka Rasulullah saw melakukan shalat isya di rumahnya. Dua Sa'ad dari kaum Anshar dan beberapa dari suku Aus dan Khajraz melewatkan malam di depan pintu mesjid, berjaga jaga secara bergiliran, karena khawatir kaum Qurays akan melakukan serangan lanjutan.
Pada keesokan harinya, pagi pagi benar, setelah shalat shubuh, Rasulullah saw menyuruh Bilalmengumumkan kepada semua orang bahwa musuh harus dikejar, "Tapi tak ada seorangpun yang bisa turut keluar bersama kita, selain mereka yang turut bersama dengan kita pada perang Uhud", ujar Bilal.
Ketika para pemimpin kembali ke suku masing masing, mereka melihat sebagian besar kaum pria sedang merawat luka luka mereka, atau dirawat oleh istrinya masing masing. Sedikit sekali pejuang perang Uhud yang tidak terluka, bahkan banyak diantara mereka yang terluka parah. Namun ketika mendengar panggilan Rasulullah saw, mereka segera membalut luka luka sebisanya dan bergegas menyambut seruan Rasulullah saw. Kecuali Malik bin Syamas, saat itu kondisi Malik sangat lemah akibat luka yang dideritanya cukup parah, dan sedang mendapat perawatan intensif dari Ummn Salamah. Syamas adalah termasuk muhajirin dari Mekah dan tidak memiliki saudara di Medinah, Syammas ditemukan dalam keadaan tidak sadarkan diri di medan perang Uhud di bawa ke tempat tinggal Aisyah, namun, Ummn Salamah mengangkatnya sebagai saudara dan mengambil alih perawatan Syammas. Karena lukanya yang sangat parah maka Rasulullah saw berpesan kepada Ummn Salama seadainya Syamas meninggal maka harus dikuburkan di bukit Uhud bersma dengan kuburan para Syuahada Uhud yang lainya.
Rasulullah saw adalah orang pertama yang telah bersiap diri, walaupun tangan kananya masih terluka setelah menangkis pukulan yang tadinya diarahkan ke kepalanya. Ketika Thalhah datang untuk memastikan waktu keberangkatan, ia sangat terkagum kagum melihat Rasulullah saw sudah bersiap di atas pelana kudanya di depan pintu mesjid, dengan topi baja yang menutupi seluruh wajah kecuali matanya. Tanpa berpikir panjang Thalhah segera berlari menuju kudanya dan segera menyiapkan diri
Diantara orang orang bani Salimah yang siap berangkat terdapat empat puluh orang yang terluka, beberapa orang mengalami lebih dari sepuluh luka tikaman atau tusukan anak panah. Saat mereka berbaris di tempat yang telah ditentukan, Rasulullah saw menyaksikan betapa menyedihkan keadaan mereka dan betapa kuatnya jiwa mereka melebihi kekuatan tubuhnya sendiri. Rasulullah saw merasa sangat bahagia dan berdoa, "Ya Allah berkahilah Bani Salimah". Dari seluruh suku, saat itu hanya seorang pemuda yang turut serta yang bukan veteran perang Uhud, yaitu Jabir. Saat mendengar pengumuman pagi itu, ia segera menemui Rasulullah saw dan berkata, "Ya Rasulullah, aku ingin sekali turut dalam perang waktu itu, tetapi ayahku menyuruhku untuk menjaga ke tujuh adik perempuanku yang masih kecil kecil, hingga Allah memberikan kesyahidan ke pada ayahku ketimbang diriku, padahal aku sangat mendambakanya, jadi sekarang ijinkanlah turut serta dalam pasukan ini, Ya Rasulullah!", dan Rasulullah saw pun mengijinkanya.
Pemberhentian pertama Rasulullah saw dan pasukanya kira kira tiga belas kilometer dari Madinah, sementara musuh kafir Qurays telah berkemah beberapa hari di Rawha, tak jauh dari pasukan muslim. Mendengar informasi itu, Rasulullah saw memerintahkan pasukanya untuk menyebar di aerah tersebut untuk mengumpulkan kayu kayu kering sebanyak banyaknya. Setiap orang menumpuknya dalam tumpukan tersendiri. Ketika matahari mulai terbenam, mereka telah menyiapkan lebih dari lima ratus perapian, dan ketika malam tiba, masing masing pasukan menyalakan perapianya. Maka tampaklah nyala api yang sangat banyak dan berpencar di areal yang sangat luas, seolah olah suatu pasukan yang sangat besar sedang berkemah di sana.
Kesan ini disampaikan kepada Abu Sufyan oleh seorang lelaki Khuza'ah musrik namun bershabat dengan kaum muslim, Dan ia bercerita kepada Abu Sufyan bahwa seluruh penduduk Madinah, termasuk orang orang yang tidak ikut serta dalam pasukan Uhud, telah keluar untuk mengejar pasukan Qurays, kemudian dia berkata kepada Abu Sufyan, "Demi Allah, engkau jangan terus maju, sebelum engkau melihat sendiri kehebatan persiapan pasukan berkuda mereka", ujarnya.
Memang, sebagian kaum Qurays bermaksud untuk kembali dan menyerang Madinah, tapi kini setelah mereka melihat banyaknya perapian di pihak kaum muslim, maka pasukan Qurays bersuara bulat untuk capat cepat meninggalkan pasukan muslim dan kembali pulang ke Mekkah. Walaupun demikian, Abu Sufyan sempat mengirim pesan kepada Rasulullah saw, melalui beberapa penunggang kuda yang sedang menuju Madinah, "Sampaikan kepada Muhamad, aku tetap akan datang melawanya dan seluruh pengikutnya, akan kumusnahkan mereka dari muka bumi, katakan ini kepadanya, dan bila engkau telah pulang kembali ke Mekah dan engkau memasuki pasar Ukadz, aku akan menghadiahi memuati unta untamu dengan kismis". Ketika mereka telah sampai kepada Rasulullah saw dan mengabarkan pesan dari Abu Sufyan, maka Rasulullah saw mengucapkan firman Allah,
"(Yaitu) orang-orang (yang menaati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan: "Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka", maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab: "Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung." Ali Imran 173
Rasulullah saw dan pasukanya berada di perkemahan itu sepanjang hari senin, selasa dan rabu, menyalakan perapian setiap malam. Itulah hari hari yang melelahkan dan membutuhkan banyak istirahat. Ada buah buahan bagus hasil panen musim panas sebelumnya, dan Sa'ad telah memuati tiga puluh unta dengan kurma dan unta unta yang lainya untuk di korbankan, dan pada hari kamis setelah pasukan Qurays benar benar pulang ke Mekah, maka pasukan muslim pun kembali ke Madinah.
Syamas dan Malik meninggal tak lama setelah pasukan muslim berangkat beberapa hari yang lalu dan dikuburkan di bukit Uhud, begitu juga dengan seorang pasukan lain yang bernama Malik juga meninggal pada saat pasukan muslim telah berangkat, tetapi dikuburkan oleh keluarganya di Madinah, Rasulullah saw memerintahkan agar mayat Malik digali kembali dan dipindahklan ke bukit Uhud bersama dengan kuburan para syuhada lainya.
Sekembalinya dari perang Uhud, Abdullah anak ibn Ubay, yang turut dalam pengusiran musuh dengan menyalakan perapian tersebut pada malam malam itu, sementara ayahnya terus membicarakan tentang ketololan mereka yang pergi berperang itu.