Nun, Demi Pena

Pada keesokan harinya Muhamad saw siap kembali pergi ke Gua Hira walaupun dengan pikiran yang masih resah karena peristiwa sebelumnya, untuk memenuhi jumlah hari tahanuts yang telah ia tetapkan untuk beribadah kepada Tuhan. Setelah selesai sepertia biasanya Beliau langsung ke Kabah untuk melakukan Thawaf, seusai Thawaf beliau melihat Waraqah yang telah sepuh dan buta itu berada diantara orang orang yang sedang duduk di masjid. Muhamad saw pun menghampirinya dan mengucapkan salam kepada Waraqah dan Waraqah berkata "Ceritakan kepadaku wahai putra saudaraku, apa yang telah engkau lihat dan engkau dengar kemarin", Muhamad saw menceritakan kepadanya semua yang terjadi di Gua Hira, dan Waraqah berkata "Engkau akan didustakan orang, akan diperlakukan buruk dan mereka akan mengusirmu, bahkan berperang melawanmu! Seandainya aku masih hidup pada sat saat itu, Allah tahu, aku pasti akan membela kebenaran agama Nya" kemudian Waraqah merangkul dan mencium ubun ubun Muhamad saw, kemudian setelah itu Muhamad saw pun pulang.

Penegasan dari Khadijah dan Waraqah disusul oleh penegasan dari langit dalam bentuk wahyu yang ke dua, peristiwa turunya tidak disebutkan, namun ketika ditanya bagaimana wahyu datang kepadanya, Muhamad saw menyebutkan "Terkadang wahyu datang kepadaku seperti bunyi lonceng, cara itulah yang terberat bagiku, bunyi itu menghilang setelah aku memahaminya, Terkadang Jibril menemuiku dalam rupa manusia dan berbicara kepadaku hingga aku mengerti apa yang dikatakanya".

Wahyu yang ke dua ini dimulai dengan sebuah huruf tunggal yaitu "Nun", Ini merupakan contoh awal dari beberapa huruf yang memulai berbagai surah dalam AlQuran. uruf itu diikuti dengan sumpah Tuhan. Allah bersumpah demi pena, yang telah disebutkan dalam wahyu yang pertama sebagai alat utama Tuhan dalam mengajarkan ilmu Nya kepada manusia.Ketika ditanya tentang pena, Muhamad saw berkata"Hal hal pertama yang diciptakan oleh Allah adalah pena, Dia menciptakan lembaran dan berkata kepada pena itu "Tulislah!" Pena menjawab "Apa yang harus ku tulis?" Allah berfirman "Tulis lah ilmu Ku tentang penciptaan Ku hingga tiba hari kebangkitan", kemudian pena itu menuliskan apa yang diperintahkan"

Nun, Demi pena, dan apa yang mereka tulis, Berkat nikmat Tuhanmu, kamu sekali kali bukan orang gila. Dan sesungguhnya bagi kamu pahala yang besar yang tidak putus putusnya. Sesungguhnya kamu benar benar budi pekerti yang agung (QS. 68:1-4)

Al-Qalam adalah surat ke-68, diturunkan di Mekah pada awal kenabian, pada urutan ke-2, setelah surat al-Alaq dan sebelum surat al-Muzammil. Sebagian ulama berpendapat urutannya terbalik, surat al-Muzammil pada urutan ke-2 dan al-Qalam sesudahnya. Nama surat ini al-Qalam atau pena, mengingatkan pada surat sebelumnya, surat al-Alaq, yang menyatakan bahwa Tuhan mengajarkan manusia dengan pena. Menarik bahwa kedua surat paling awal ini menyinggung peranan pena sebagai alat belajar mengajar. Bahkan, surat ini diberi nama al-Qalam, pena. Sebuah isyarat agar kaum muslimin manjadi umat terdidik. Surat ini dimulai dengan huruf muqatha’at, “nuun” disusul dengan sumpah pena. Huruf “nuun” oleh sebagian ulama melambangkan tinta atau tempat tinta sebagai pasangan pena.

Allah bersumpah dengan al-Qalam (pena) dan segala macam yang dituliskan dengannya? Dalam Tafsir Departemen Agama (Depag) dijelaskan bahwa suatu sumpah dilakukan adalah untuk meyakinkan pendengar atau yang diajak berbicara bahwa ucapan atau perkataan yang disampaikan itu adalah benar, tidak diragukan sedikit pun. Akan tetapi, sumpah itu kadang-kadang mempunyai arti yang lain, yaitu untuk mengingatkan kepada orang yang diajak berbicara atau pendengar bahwa yang dipakai untuk bersumpah itu adalah suatu yang mulia, bernilai, bermanfaat, dan berharga. Oleh karena itu, perlu dipikirkan dan direnungkan agar dapat menjadi iktibar dan pengajaran dalam kehidupan. Dalam hal ini, Allah seakan memberitahukan bahwa betapa mulianya dan pentingnya pena itu, sampai-sampai Allah bersumpah dengannya.

Sumpah demi pena disusul dengan sumpah yang ke dua "Demi apa yang mereka tulis". Diantara yang mereka tulis di langit dengan pena dan lembaran adalah bentuk asli AlQuran, disebutkan dalam wahyu wahyu berikutnya sebagai sebuah Bacaan yang mulia atau AlQuranul Karim, diatas sebuah kertas yang suci (Lawh Mahfuz) dan sebagai induk dari kitab, Ke dua sumpah itu diikuti dengan penegasan Ilahi.

Hadits Nabi, yang dirawikan oleh Imam Ahmad bin Hambal dari Hadits al-Walid bin Ubaddah bin Tsamit. berbunyi, “Yang mula-mula diciptakan Allah ialah qalam, lalu diperintahkan Allah supaya ia menulis. Maka bertanyalah ia kepada Tuhan: “apa yang mesti hamba tuliskan ya Tuhan?”. Tuhan menjawab, tuliskan segala apa yang telah aku takdirkan (Aku tentukan sampai akhir zaman)”

Setelah turunya pesan pesan pertama, terdapat masa jeda beberapa hari, dalam masa ini tidak ada wahyu yang turun kepada Muhamad saw. Beliau pun khawatir kalau kalau dirinya telah menyebabkan ketidak senangan Tuhan, meskipun demikian Khadijah senantiasa meyakinkanya bahwa itu tidak mungkin, kemudian masa jeda itu berakhir dengan turunya wahyu berikutnya yang memuat perintah untuk menyiarkan ajaranya :

Demi terangnya waktu pagi, Demi malam tatkala sunyi, Tuhanmu tidak meninggalkanmu dan tidak pula membencimu. Sesungguhnya akhir itu lebih baik bagimu dari permulaan, Dan kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia Nya kepadamulalu hatimu menjadi puas, Bukankah Dia mendapati mu sebagai seorang anak yatim, lalu Dia melindungi Mu?, Dia mendapati mu sebagai orang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk, Dia mendapatimu sebagai orang yang kekurangan lalu Dia memberikan kecukupan. Maka janganlah kamu berlaku sewenang wenang terhadap anak yatim. Dan terhadap orang yang minta minta maka janganlah kamu menghardiknya. Dan terhadap  nikmat Tuhanmu maka Siarkanlah!" (QS. 93:1-11)

Pada suatu hari Jibril datang kepadanya di dataran tinggi kota Mekah. Jibril menendang dinding bukit dengan tumitnya hingga memancarkan mata air, kemudian Jibril berwudhu untuk mengajarkan Muhamad saw bagaimana caranya bersuci diri untuk melakukan ibadah. Muhamad saw pun mengikuti apa yang di ajarkan oleh Jibril. Lalu Jibril menunjukan Tata cara shalat berdiri, rukuk, sujud dan duduk dengan mengulangi takbir yaitu ucapan Allahu Akbar dan salam terakhir  As Salamualaykum itu, Setelah itu Jibril pergi dan Muhamad saw pun kembali ke rumahnya. Semua yang dipelajarinya dari Jibril diajarkan oleh Beliau kepada Khadijah, merekapun shalat berjamaah.

Dan turunlah surat Al Fatihah yang dikatakan oleh Malaikat Jibril agar selalu di baca pada setiap shalat, Karena keistimewaannya, pintu langit sampai terbuka saat Surat Alfatihah diturunkan. Dalam sebuah riwayat dikatakan

عن ابن عباس رضي الله عنهما قال بينما جبريل قاعد عند النبي صلى الله عليه وسلم سمع نقيضا من فوقه فرفع رأسه فقال هذا باب من السماء فتح اليوم لم يفتح قط إلا اليوم فنزل منه ملك فقال هذا ملك نزل إلى الأرض لم ينزل قط إلا اليوم فسلم فقال أبشر بنورين أوتيتهما  لم يؤتهما نبي قبلك: فاتحة الكتاب وخواتيم سورة البقرة لن تقرأ بحرف منهما إلا أعطيته

Dari Ibnu Abbas ra berkata, “Ketika Jibril sedang duduk bersama Nabi Saw, ia mendengar  suara gemuruh dari atas lalu dia melihat ke atas sambil berkata, ‘itu adalah pintu langit yang terbuka hari ini. Sebelumnya tidak pernah terbuka sama seklai. Lalu turunlah malaikat darinya. Jibril berkata, ‘inilah malaikat yang turun dari langit , ia belum pernah sama sekali turun ke bumi sebelumnya. Lalu sang malaikat mengucapkan salam kemudian berkata, ‘bergembiralah dengan dua cahaya yang diberikan kepadamu, keduanya belum pernah sama sekali diberikan kepada seorang Nabi sebelum Engkau. Yaitu surat Alfatihah dan penutup surat Albaqarah. Jika kamu membacanya pasti akan dikabulkan.’.” (HR. Muslim)

Sebelum Isra Mi'raj pada saat itu Rasulullah saw mengajarkan shalat hanya setiap shubuh dan isya.
Ibnu Rajab menjelaskan:

لكن قد قيل: إنه كان قد فرض عليه ركعتان في أول النهار وركعتان في أخره فقط...وقال قتادة: كان بدء الصلاة ركعتين بالغداة وركعتين بالعشي

Artinya, “Tetapi, ada yang mengatakan bahwa shalat yang diwajibkan pada Rasul pada awalnya adalah dua rakaat shubuh dan dua rakaat waktu malam… Qatadah mengatakan, ‘Shalat pertama kali adalah dua rakaat shubuh dan dua rakaat isya.’”

Sesuai dengan ayat tersebut maka, Muhamad saw mulai menyiarkan dakwah tentang malaikat dan wahyu yang sudah di terimanya kepada orang orang terdekatnya. Agama itu kini telah dibangun berdasarkan penyucian ritual dan shalat. setelah Khadijah yang mula mula memeluk Islam adalah Ali, Zayd, dan sahabat Muhamad saw yaitu Abu Bakar dari Bani Taym. Saat itu Ali masih berusia 10 tahun dan Zayd adalah pemuda belia, namun Abu Bakar adalah sosok yang disukai di kota Mekah karena berpengatahuan luas, berkelakuan baik dan menyenangkan. Banyak orang yang datang dan berkonsultasi kepadanya mengenai berbagai macam persoalan. Kini Abu Bakar juga mulai memberiahukan dan mengajak orang orang yang dapat dipercaya untuk mengikuti risalah baru yang diajarkan oleh Muhamad saw. Beberapa orang menanggapinya. Dua diantara pemeluk Islam masa awal adalah Abd Amr dari Bani Zuhrah dan Abu Ubaydah putra al Jarrah dari Bani Harits.

Abu Bakar mempunyai kelebihan dalam mentakwilkan mimpi dan itu sudah tersebar luas dikalangan kota Mekah, maka pada suatu hari ia dikunjungi oleh Khalid, putra seorang penguasa di Syam yang bernama Said bin Al Ash. Dari wajahnya pemuda Khalid masih dihantui oleh rasa takut atas pengalaman mimpinya yang sangat menakutkan, dengan terburu buru ia menjelaskan mimpinya kepada Abu Bakar. Ia bermimpi bahwa dirinya berada di tepi jurang yang apinya berkobar kobar lalu ayahnya datang dan malah mencoba mendorongnya masuk ke dalam jurang itu, ketika ke duanya bergulat di tepi jurang itu ia merasa ada dua tangan yang menarik pinggangnya membantunya melawan ayahnya itu, setelah berbalik, ia melihantnya bahwa penyelamatnya adalah Al Amin Muhamad putra Abdullah. Ketika itula ia terbangun. "Kuucapkan selamat atasmu "ujar Abu Bakar "Orang telah menyelamatkanmu adalah Muhamad saw, maka ikutilah dia! Ya, engkau harus mengikutinya, hanya dengan masuk Islam, engkau akan selamat dari kobaran api itu". Khalid langsung menemui Muhamad saw dan setelah menceritakan mimpinya, ia bertanya kepada Muhamad saw tentang ajaran yang di ajarkan oleh Muhamad saw. Dan Muhamad saw menjelaskan tentang risalahnya dan mengajak nya utnuk hanya menyembah Allah yang esa, dan Khalid pun masuk Islam tetapi ia merahasiakan keIslamanya dari keluarganya.